★★★ SELAMAT DATANG DI YAYASAN HANDARU SATWIKA JAGATHITA PERGURUAN KADEWAGURUAN KARESIAN NUSANTARA ★★★

UPACARA PAWEDALAN KADEWAGURUAN KARESIAN NUSANTARA

KADEWAGURUAN KARESIAN NUSANTARA

Ananda

1/25/20252 min baca

Pada tanggal 22 Januari 2025, Yayasan Handaru Satwika Jagathita Karesian Nusantara menyelenggarakan acara yang diawali dengan kegiatan bhakti sosial. Dalam acara ini, sembako akan disalurkan kepada warga yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap masyarakat sekitar. Setelah kegiatan tersebut, akan diadakan saresehan yang bertempat di Pesanggrahan, Desa Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Acara ini diharapkan dapat mempererat hubungan antar warga dan meningkatkan rasa kebersamaan dalam Yayasan Handaru Satwika Jagathita. Dengan semangat saling membantu, Yayasan Handaru Satwika mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dan mendukung keberhasilan program sosial ini.

Kepala desa Bermi Yusup SH menegaskan pentingnya toleransi dan saling menghormati antar AGAMA dan KEPERCAYAAN di desa kami. "Kami selalu berusaha menjaga kerukunan dalam keberagaman dan Budaya, dengan harapan dapat membangun desa yang lebih baik," ujarnya.

Ia merasa sangat bersyukur kepada Rsi yakni sebagai Tokoh Pemuka Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di perguruan KADEWAGURUAN KARESIAN NUSANTARA yang telah mengadakan acara tersebut, menunjukkan kepedulian terhadap warga desa. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mempererat hubungan antar warga dan mendorong semangat gotong royong dalam menciptakan lingkungan yang harmonis. Melalui Budaya dan saling menghargai, mereka berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat desa. Toleransi yang dijunjung tinggi di desa ini menjadi salah satu aset berharga dalam menjaga perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Pada keesokan harinya yaitu hari Kamis Kliwon, 23 Januari 2025, pukul 11.15 WIB, dilaksanakan upacara Pawedalan Sri Sedana yang dipimpin oleh RSI, seorang pemuka penganut kepercayaan Kadewaguruan Karesian Nusantara, di Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini diselenggarakan untuk merayakan Pawedalan Sri Sadana Kulawu Sasih Kapitu tahun 2025. Dalam kesempatan tersebut, Rsi menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur sebagai tanggung jawab bersama. Beliau menyatakan bahwa budaya leluhur adalah harta kolektif yang diturunkan dari generasi ke generasi, mencakup nilai-nilai kepercayaan, artefak, dan sebagainya. Rsi mengajak seluruh masyarakat untuk turut menjaga tradisi kepercayaan nenek moyang di Nusantara, berharap agar semua selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan. "Astungkara Satwika Jagaddhita Sarwahayu kabeh".

Acara yang berlangsung sangat meriah itu yang diselanggarakan dalam adat dan tradisi yang dipuput atau dipimpin dari perguruan Kadewaguruan Karesian Nusantara. Dihadiri oleh Kepala Desa Bermi, Yusup SH, serta Kapolsek Krucil, IPTU Arif Nurdarsono S. Sos, suasana semakin hangat dengan kehadiran tokoh-tokoh sesepuh budaya kepercayaan. Di antaranya adalah Bapa KRT Totok Widiarto dari Madiun, Romo Sunarto dari Timur Blitar, dan KRAT Suparmin dari Padepokan Wulan Tumanggal Perguruan Trijaya Tegal, Jawa Tengah. Tak ketinggalan, mantan Kades Desa Mojoanyar, Dodi SH, serta warga dari Kadewaguruan yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Acara ini juga menjadi spesial dengan kehadiran Bunda Tina dan Bunda Asih, pejuang seni sejati dari Surabaya, yang turut memeriahkan dengan pelantunan Kidung Shanti Puji. Ketenangan dan kemeriahannya menjadikan momen ini tak terlupakan.

Dalam acara yang meriah itu, banyak orang hadir dari berbagai daerah, termasuk tamu dari luar kota serta penduduk lokal Probolinggo. Salah satu yang menarik perhatian adalah seorang sisya dari kadewaguruan karesian nusantara yang sering disebut sebagai Gisbian Perdana, seorang penulis buku yang terkenal dengan karyanya mengenai situs-situs yang terletak di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut, khususnya di Gunung Argopuro, yang dahulu dikenal dengan nama Argo Hyang. Kehadirannya memberikan perspektif baru tentang keindahan dan misteri gunung tersebut. Para peserta acara sangat antusias mendengarkan presentasi dan diskusi yang menggugah tentang budaya dan sejarah yang menyelimutinya. Moment ini diharapkan dapat menjadi pemicu untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan budaya lokal, serta memperkuat silaturahmi antara pengunjung dan masyarakat setempat.

Kadewaguruan Karesian Nusantara 25 Januari 2025

Artikel Budaya Terkait